Hukum Bacaan Mad dan Qashar

By | 03/10/2017

Hukum Bacaan Mad dan Qashar – Membahas tentang pengertiannya, jumlah huruf, contoh bacaannya, dan 13 pembagian Mad Far’i: Mad Wajib Muttashil, Mad Jaiz Munfashil, Mad ‘Aridh lis Sukun, Mad Badal, Mad ‘Iwadh, Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi, Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi, Mad Lazim Mutsaqqal Harfi, Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, Mad Layyin, Mad Shilah, Mad Farq, dan Mad Tamkin.

A. Pengertian mad dan qashar
Menurut Muhammad Mahmud dalam kitab Hidayatul Mustafid dinyatakan bahwa mad dalam arti bahasa adalah اَلْمَطُّ (memanjangkan) atau اَلزِّيَادَةُ (tambah). Sedangkan menurut arti istilah adalah:

اَلْمَدُّ هُوَ اِطَالَةُ الصَّوْتِ بِحَرْفٍ مِنَ الْحُرُوْفِ اْلمَدِّ
“Mad adalah memanjangkan suara dengan suatu huruf diantara huruf-huruf mad”

Menurut imam Asy-Syathibi, Mad adalah memanjangkan bunyi huruf atau huruf layyin ketika ia bertemu hamzah atau huruf mati. Lebih lanjut Asy-syathibi mendefinisikan Mad dengan menisbatkan huruf mad dalam suatu kata.

Pengertian pertama Asy-Syathibi mirip dengan pengertian yang dikemukakan oleh Muhammad Mahmud diatas. Dan pada pengertian kedua ini menunjukkan adanya perbedaan dengan pengertian yang lazim digunakan, sebab huruf yang di isbatkan sebenarnya bukan mad tetapi dianggap mad. Misalnya : دَرَسْتَ pada Q.S Al-An’am, ayat 105 dibaca panjang dengan دَارَسْتَ

Sedangkan pengertian Qashar menurut arti bahasa adalah “tertahan”. Menurut arti istilah adalah memendekkan bunyi huruf mad atau layyin yang sebenarnya dibaca panjang atau membuang huruf mad dari suatu kata.

B. Huruf-huruf mad
Huruf mad yang dipanjangkan ada tiga macam, yaitu:

1. Huruf و mati yang jatuh setelah huruf yang bertanda baca dhammah. Contoh :
جَعَلُوْا , ظَلَمُوْا . ذَكَرُوْا , عَلِمُوْا

2. Huruf ي mati yang jatuh setelah huruf yang bertanda baca kasrah. Contoh
اَلْخَبِيْرُ , اَلْحَلِيْمُ , حَافِظِيْنَ , فِيْهَا

3. Huruf ا mati yang jatuh setelah huruf yang bertanda baca fathah. Contoh
اَلصَّلَاةُ , اَلصِّيَامُ , اَلزَّكَاةُ

Maka apabila ada huruf-huruf hijaiyah disertai huruf mad tersebut, harus dibaca panjang. Sedangkan panjangnya sesuai ketentuan yang berlaku.

C. Panjang bacaan mad
Panjang bacaan mad terdapat tiga bagian yaitu:

1. Panjang yang pendek ( اَلْقَصَرُ) yaitu cara membaca huruf mad sepanjang 1 alif (dua ketukan/harakat)

2. Panjang yang tengah-tengah (اَلتَّوَسُّطُ) yaitu cara membaca huruf mad sepanjang 1 ½ alif (3 ketukan/harakat)

3. Panjang yang panjang (اَلطُّوْلُ) yaitu cara membaca huruf mad sepanjang 2 ½ alif (5 ketukan/harakat) atau 3 alif (6 ketukan)

D. Pembagian Mad
Bacaan mad dibagi menjadi 2 bagian yaitu yaitu Mad Asli (مَدْ اَصْلِى) dan Mad Far’i (مَدْ فَرْعِى)
Mad asli menurut bahasa adalah mad yang masih asli, yakni panjang bacaannya tetap satu alif (2 ketukan).
Sedangkan menurut pengertian istilah adalah:

المَدُّ الطَّبِيْعِي اَّلذِي لَاتَقُوْمُ ذَاتُ حَرْفِ اْلمَدِّ اِلَّا بِهِ

Maksud dari pengertian tersebut adalah bahwa panjang bacaan mad tidak melebihi panjang semula, yakni satu alif karena tidak dimasuki hamzah atau sukun. Dalam kondisi demikian, maka mad asli disebut juga Mad Thabi’i ( ُّاَلْمَدُّ الطَّبِيْعِي) Yaitu mad yang sesuai dengan watak aslinya yang selamat dari tambahan hamzah dan sukun, sehingga tidak menambah panjang bacaaan semula.

Setiap ada alif yang jatuh setelah huruf berharakat fathah, ya’ yang jatuh setelah huruf berharakat kasrah, wawu jatuh setelah huruf berharakat dhomah, maka wajib dibaca mad thabi’i artinya dibaca dengan panjang bacaannya satu alif.

Contoh:

No Tertulis Dibaca Sebab
1 صَارَ Shooro Alif mati setelah fathah
2 وَمَاهُمْ Wamaahum Alif mati setelah fathah
3 تَزِيْدُ Taziidu Ya’ mati setelah kasrah
4 فِيْهَا Fiiha Ya’ mati setelah kasrah
5 كُوْنُوْا Kuunuu Wawu mati setelah dhomah
6 وُجُوْهِهِمْ Wujuuhihim Wawu mati setelah dhomah

Mad asli atau Mad Thabi’i ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Mad Asli Zhahiry (مَدْ أَصْلِى ظَاهِرِى) yaitu mad asli yang huruf madnya jelas berikut bacaaanya. Contohnya sebagaimana diatas.

2. Mad Asli Muqaddar (مَدْ أَصْلِى مُقَدَّرْ) yaitu mad asli yang huruf madnya tidak jelas, namun bacaannya sepanjang mad asli. Mad model kedua ini dalam Mushaf Utsmani ditandai dengan adanya fathah tegak, kasrah tegak dan dhammah terbalik.
Contoh:

No Tertulis Asalnya
1 يٰمَع۟شَرَ يَامَعْشَرَ
2 يُحْيٖى يُحْيِىْ
3 يَؤُدُهٗ يَؤُ ْدُهُ وْ

Sedangkan yang dimaksud Mad Far’i adalah mad cabang. Dalam arti istilah adalah :”Mad yang melebihi mad asli karena ada hamzah dan sukun“.

Pada pengertian diatas, ditunjukkan bahwa Mad Far’i harus dibaca lebih dari satu alif. Ketentuan ini berlaku karena setelah huruf mad didepanya terdapat hamzah atau sukun, sehingga cara membacanya melebihi semestinya. Dalam pengertian itu pula disebutkan bahwa panjang bacaannya yang menyebabkan perselisihan: berapakah panjang yang sebenarnya dan harus bertemu apa, hamzah atau sukun.

Perselisihan ini mengakibatkan pembagian Mad Far’i sebanyak 13 macam yaitu:
1. Mad Wajib Muttashil ( المدالواجب المتّصل )
2. Mad Jaiz Munfashil ( المد الجائز المنفصل )
3. Mad ‘Aridh lis Sukun ( المد العارض للسّكون )
4. Mad Badal ( المد البدل )
5. Mad ‘Iwadh ( المد العواض )
6. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ( المد اللازم المثقّل الكلمى )
7. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ( المد اللازم المخفّف الكلمى )
8. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi ( المد اللازم المثقّل الحرفى )
9. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi ( المد اللازم المخفّف الحرفى )
10. Mad Layyin ( المد اللين )
11. Mad Shilah ( المد الصلة )
12. Mad Farq ( المد الفرق )
13. Mad Tamkin ( المد التمكين )

1. Bacaan Mad Wajib Muttashil
Mad Wajib artinya wajib dibaca panjang, sedangkan Muttashil artinya bersambung. Jadi mad wajib muttashil adalah wajib dibaca panjang. Karena ada huruf mad dalam satu kalimat dengan hamzah. Pengertian itu diperjelas oleh Mahmud Muhammad dalam batasan:

هُوَاَنْ يَكُوْنَ المَدُّ وَاْلهَمْزَةُ فِى كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ
Antara mad dan hamzah terdiri atas satu kalimat

Ukuran panjang bacaan mad wajib muttashil adalah 2 ½ alif (5 ketukan). Panjang pendek ketukan tersebut disesuaikan dengan irama bacaan yang dialunkan. Karenanya, diharapkan dalam bacaannya tidak melebihi ketentuan yang sudah disepakati oleh ulama ahli Qurra’.
Contoh:

No Tertulis Dibaca Sebab
1 اُولۤئِــــكَ Ula–ika Setelah huruf mad terdapat hamzah
2 جَآءَ Ja–a Setelah huruf mad terdapat hamzah
3 جِي۟ٓءَ Ji–a Setelah huruf mad terdapat hamzah

Contoh yang lain: اَلسَّـــــــمَاۤءُ . بَاۤءَ . سِي۟ٓءَ . سُوْۤءَ

2. Bacaan Mad Jaiz Munfashil
Mad Jaiz artinya boleh dibaca panjang dan boleh tidak dari ketentuan mad asli, sedangkan munfashil artinya terpisah. Jadi yang dimaksud dengan Mad Jaiz Munfashil adalah kebolehan membaca panjang karena ada huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat. Pengertian ini selanjutnya diungkapkan oleh Muhammad Mahmud sebagi berikut:

هُوَ مَاكَانَ حَرْفُ الْمَـدِّ فِى كَلِمَةٍ وَالْهَمْزَةُ فِى كَلِمَةٍ اُخْرَى
“Disebut Mad Jaiz Munfashil karena huruf mad berada disatu kalimat sedang hamzah berada di kalimat lain”.

Dari pengertian yang diterangkan diatas bahwa cara membaca Mad Jaiz Munfashil tidak wajib dibaca panjang seperti Mad Wajib Muttashil, karenanya terdapat 5 macam cara membacanya yaitu:
a. Imam Nawawi dan Imam Hamzah membacanya 3 alif (6 ketukan)
b. Imam Ashim seorang guru dari Imam Hafas dan syu’bah membacanya 2 ½ alif (5 ketukan). Bacaan inilah yang banyak dianut ahli Qurra’.
c. Imam Ibnu Amer dan Imam Kisa’i membacanya 2 alif (4 ketukan)
d. Imam Qolun dan Imam Dury membacanya 1 ½ alif (3 ketukan)
e. Imam Ibnu Katsir dan Imam Susy membacanya 1 alif (2 ketukan).
Contoh:

No Tertulis Dibaca Sebab
1 بِمَاۤ اُنْزِلَ Bima–unzila Huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat
2 فِیْۤ اُمِّهاَ Fi–ummiha Huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat
3 وَاتَّبِعُوْنِیۤ اَهْدِكُمْ Wattabi’uuni–ahdikum Huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat
4 وَابْتَغُواۤاِلَيْهِ Wabtaghu–ilaihi Huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat
5 لَاۤاِلٰی la–ilaa Huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat

Contoh lain: يَاۤاَيُّهَا . بَنِیْۤ اِسْرَاۤئِيْلَ . فِیْۤ اَمْوَالٍ . قُوْۤ اَنْفُسَكُمْ

3. Bacaan Mad Aridhlis Sukun
Mad artinya panjang, sedangkan Aridh lis Sukun artinya baru karena dimatikan (diwakafkan). Jadi yang dimaksud dengan Mad Aridh lis Sukun adalah bacaan panjang karena terdapat pertemuan antara huruf mad dengan huruf yang dimatikan (sukun) setelah diwakafkan. Pengertian itu diperjelas oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut:

ِّهُوَ اْلوَقْفُ عَلٰیاٰخِرِ اْلكَلِمَةِ وَكَانَ قَبْلَ اْلحَرْفِ اْلمَوْقُوْفِ عَلَيْهِ اَحَدُ حُرُوْفِ اْلمَدِّ الطَّبِيْعِي
“Berhenti di akhir kalimat dan sebelum huruf yang di hentikan itu terdapat huruf Mad Thabi’i”

Para ulama Qurra’ belum sepakat sepenuhnya mengenai panjang bacaan Mad Aridh lis Sukun ini. Sebagian ada yang membaca qashar dengan 1 alif, sebagian ada yang membaca tawasuth yakni dengan 2 alif, dan ada yang membacanya thulun dengan 3 alif. Dan pendapat terakhir inilah yang paling banyak digunakan oleh Ahlul Qurra’. Contoh :

No Tertulis Dibaca Sebab
1  تَعْلَمُوْنَ Ta’lamu—n Huruf mad bertemu huruf yang mati karena waqaf
2  اَلْمُسْتَقِيْمُ Mustaqi—m Huruf mad bertemu huruf yang mati karena waqaf
3  وَانْهَارْ Wanha—r Huruf mad bertemu huruf yang mati karena waqaf
4  نَسْتَعِيْنُ Nasta’i—n Huruf mad bertemu huruf yang mati karena waqaf

Contoh lainnya:
الظَّالِمُوْنَ , الضَّالُّيْنَ , عَدُوٌّمُبِيْنُ , يَشْكُرُوْنَ

4. Bacaan Mad Badal
Badal dalam arti bahasa adalah pengganti. Sedangkan menurut istilah adalah:

هُوَ اَنْ يَجْتَمَعَ المَدُّ وَاْلهَمْزَةُ فِى كَلِمَةٍ لكِنْ تَتَقَدَّمَ اْلهَمْزَةُ عَلَى اْلَمدِّ
“Huruf mad dan hamzah berkumpul dalam satu kalimat akan tetapi yang hamzah tersebut lebih dulu daripada mad”.

Ulama’ sepakat, panjang bacaan mad badal adalah 1 alif, sebagaimana mad Thabi’i. Dikatakan mad badal karena mad tersebut sebagai Badal (pengganti) dari huruf hamzah yang dibuang. Mad badal semula merupakan hamzah, kemudian diganti dengan bacaan ini. Alasan penggantian itu karena ada dua hamzah dalam satu kalimat yang pertama hidup sedang yang kedua mati, maka hamzah yang mati diganti mad, agar membacanya tidak terlalu berat.
Contoh:

No Tertulis Asalnya Dibaca Sebab
1 اٰمَنَوُا أَاْمَنُوْا A-manu- Huruf sebagai pengganti hamzah
2 إِيْتَاۤءُ إِإْتَاءُ I-ta–u Huruf sebagai pengganti hamzah
3 أُوْتِيَ أُاْوتِىَ U-tiya Huruf sebagai pengganti hamzah
4 اٰخُذُ أَاْخُذُ A-khudzu Huruf sebagai pengganti hamzah

5. Bacaan Mad Iwadh
Iwadh artinya pengganti, sedang yang dimaksud mad iwadh adalah:

هُوَ الوَقْفُ عَلَى التَّنْوِيْنِ المَنْصُوْبِ فِى اٰخِرِ الكَلِمَةِ
“Mad yang terjadi karena wakaf (berhenti) pada lafad yang ditanwin, dibaca nashab di akhir kalimat”

Pada pengertian tersebut, tampak bahwa mad iwadh semula berupa kalimat yang dibaca nasab, kemudian diwakafkan sehingga tanwinnya diganti dengan tanda baca biasa (bukan tanwin). Setelah diganti, maka cara membacanya menjadi lebih panjang. Dan untuk panjang bacaannya sekitar 1 alif (2 ketukan).
Contoh :

No Tertulis Dibaca Transliterasi Sebab
1 غَفُوْرًارَحِيْمًا غَفُوْرًارَحِيْمَا Ghafuurrahiima Setelah mad ada tanwin diwakafkan
2 بَصِيْرًا بَصِيْرَا Bashiraa Setelah mad ada tanwin diwakafkan
3 مُبِيْنًا مُبِيْنَا Mubiinaa Setelah mad ada tanwin diwakafkan
4 عَزِيْزًا عَزِيْزَا ‘Aziiza Setelah mad ada tanwin diwakafkan

6. Bacaan Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi
Mad lazim artinya kelaziman untuk memanjangkan. Sedang Mutsaqqal berarti berat, dan kilmi berarti satu kalimat. Jadi yang dimaksud Mad Lazim Mutsaqqal adalah bacaan mad yang harus dipanjangkan, karena ada tasydid dalam satu kalimat. Pengertian ini selanjutnya dirumuskan Muhammad Mahmud sebagai berikut:

هُوَ اَنْ يَكُوْنَ بَعْدَ حَرْفِ اْلمَدِّ حَرْفٌ مُشَدَّدٌ فِى كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ
“Mad yang terjadi karena setelah huruf mad terdapat huruf yang ditasydid dalam satu kalimat”

Tasydid merupakan huruf dobel (ganda) yang satu hidup yang satu mati, dan yang mati itu sama dengan sukun. Karena itu, jika ada huruf mad yang bertemu sukun (dalam hal ini tasydid), maka sudah kelaziman untuk dibaca panjang dengan syarat antara huruf mad dan huruf yang ditasydid itu masih dalam satu kalimat.
Adapun panjang bacaan ini semua ulama Qurra sepakat 3 alif (6 ketukan)ز
Contoh:

No Tertulis Dibaca Sebab
1 اَتُحَاۤجُّوْۤنِّىْ Atuha—jju—nni Huruf mad bertemu huruf yang ditasydid
2  اَلضَّٓالِّيْنَ Adh-dha—lli—n Huruf mad bertemu huruf yang ditasydid
3  اَلصَّٓاخَّةُ Ash Sha—khkhah Huruf mad bertemu huruf yang ditasydid
4  اَلطَّٓامَّةُ Ath Tha—mmah Huruf mad bertemu huruf yang ditasydid

Sebagian ulama Qurra’ menyebut mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ini dengan sebutan Mad Lazim Muthawwal Kilmi.

7. Bacaan Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Mad Lazim artinya kelaziman untuk dipanjangkan, sedangkan mukhaffaf artinya diringankan, dan kilmi artinya satu kalimat. Jadi yang dimaksud Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi adalah bacaan mad yang terjadi ketika huruf-huruf mad bertemu dengan huruf yang mati dalam satu kalimat. Pengertian ini selanjutnya dirumuskan oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut:

هُوَاَنْ يَكُوْنَ بَعْدَ حَرْفِ اْلمَدِّ حَرْفٌ سَاكِنٌ
“Mad yang terjadi karena setelah huruf mad ada huruf yang mati (disukun)”

Sekalipun cara membacanya agak ringan dibanding dengan Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi, namun dalam panjang bacaanya sama, yaitu 3 alif (6 ketukan). Karena itu, perbedaaan kedua mad tersebut adalah: jika mad lazim mutsaqqal setelah mad terdapat huruf yang di tasydid, sedangkan mad lazim mukhaffaf setelah huruf mad terdapat huruf yang disukun. Adapun persamaannya adalah: sama-sama dibaca panjang 3 alif serta sama-sama dalam satu kalimat.
Contoh Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi :

No Tertulis Dibaca Sebab
1 مَحْيَاۤيْ Mahya— Setelah mad ada huruf yang disukun
2 آَلْآنَ A—l a—na Setelah mad ada huruf yang disukun

8. Bacaan Mad Lazim Mutsaqqal Harfi
Mad Lazim artinya kelaziman membaca panjang, Mutsaqqal artinya berat dan Harfi berarti dalam huruf. Jadi yang dimaksud dengan Mad Lazim Mutsaqqal Harfi adalah bacaan mad yang terjadi pada huruf tertentu di permulaan surah tertentu. pengertian itu selanjutnya dirumuskan Muhammad Mahmud sebagai berikut:

هُوَ اَنْ يُوْجَدَ حَرْفٌ فِى فَوَاتِحِ السُّوَرِ هِجَاؤُهُ ثَلَاثَةُ أَحْرُفٍ اَوْ سَطُهَا حَرْفُ مَدِّ وَالثَّالِثُ سَاكِنٌ
“Mad yang ditemukan pada huruf permulaan surah dimana huruf itu mempunyai 3 bagian huruf, huruf kedua merupakan huruf mad, sedangkan huruf yang terakhir merupakan huruf yang disukun”.

Dari pengertian diatas, dapat ditentukan syarat-syarat Mad Lazim Mutsaqqal Harfi yaitu:
1. Terjadi pada huruf di permulaan surah
2. Huruf yang dimaksud bersifat 3 bagian huruf. Misalnya huruf صَادْ , maka bagian huruf itu adalah ص , ا , د dimana huruf tengah mad, sedangkan huruf terakhir mati.
3. Cara membacanya sepanjang 3 alif (6 ketukan).
Di dalam Al-Qur’an, huruf-huruf yang digunakan pada permulaan surah yang disebut dengan Fawatihus Suwar فَوَاتِحُ السُّوَرِ )* adalah sebagai berikut:

1. Q.S. Al-Baqarah :   الٓــمّٓ
2. Q.S. Aali-Imran :   الٓــمّٓ
3. Q.S. Al-A’raf :   الٓـمّٓصٓ
4. Q.S. Yunus :   الٓــرٓ
5. Q.S. Yusuf :   الٓــرٓ
6. Q.S. Ar-Ra’d :   الٓــمّٓرٰ
7. Q.S. Hud :   الٓـرٓ
8. Q.S. Ibrahim :   الٓـرٓ
9. Q.S. Al-Hijr :   الٓـرٓ
10. Q.S. Maryam :   كٓهٰيٰعٓصٓ
11. Q.S. Thaha :   طٰهٰ
12. Q.S. Asy-Syuara’ :   طٰسٓـمّٓ
13. Q.S. An-Naml :   طٰسٓ
14. Q.S. Al-Qashash :   طٰسٓـمّٓ
15. Q.S. Al-Ankabut :   الٓـمّٓ
16. Q.S. Ar-Rum :   الٓـمّٓ
17. Q.S. Luqman :   الٓـمّٓ
18. Q.S. As-Sajadah :  الٓـمّٓ
19. Q.S. YaaSiin :   يـٰسٓ
20. Q.S. Shaad :   صٓ
21. Q.S. Al-Mu’min :   حٰــمٓ
22. Q.S. Fushshilat :   حٰــمٓ
23. Q.S. Asy-Syura’ :   حٰــمٓ عٓسٓقٓ
24. Q.S. Az-Zhukhruf :   حٰـمٓ
25. Q.S. Ad-Dukhan :   حٰــمٓ
26. Q.S. Al-Jatsiyah :   حٰـمٓ
27. Q.S. Al-Ahqaf :   حٰـمٓ
28. Q.S. Qaaf :   قٓ
29. Q.S. Qalam :   نٓ

Kesemua huruf pada permulaan surah tersebut tidak harus dibaca Mad Lazim Mutsaqqal Harfi, tetapi ada juga yang dibaca Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, yang akan dibahas pada nomor berikutnya. Lebih jelasnya, huruf-huruf di atas yang mempunyai tanda baca panjang (~) merupakan tanda dari Mad Lazim Mutsaqqal Harfi.

Dari Huruf-huruf yang mengawali sebagian surah dalam Al-Qur’an di atas, maka dapat dipastikan bahwa huruf-huruf Mad Lazim Mutsaqqal Harfi dalam al-Qur’an sebanyak 8 huruf yang terkumpul dalam kalimat : نَقَصَ عَسَلُكُمْ
Sebagian ulama Qurra’ menyebut mad ini dengan Mad Lazim Musyabba’ Harfi atau Mad Lazim Muthawwal Harfi.

Contoh:

No Tertulis Dibaca Sebab
1 كٓهٰيٰعٓصٓ Ka—f ha-ya-‘ai—n sha—d Mad bertemu huruf sebangsa 3 dalam satu kalimat
2 نٓ Nu—n Mad bertemu huruf sebangsa 3 dalam satu kalimat
3 صٓ Sha—d Mad bertemu huruf sebangsa 3 dalam satu kalimat
4 حٰــمٓ عٓسٓقٓ Ha-mi—m ‘ai—n si—n qa—f Mad bertemu huruf sebangsa 3 dalam satu kalimat

9. Bacaan Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
Mad Lazim artinya kelaziman untuk dipanjangkan, sedangkan mukhaffaf artinya diringankan, harfi berarti yang bersifat huruf. Jadi yang dimaksud dengan Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah Mad yang biasa terjadi pada huruf  permulaan surah yang hurufnya bersifat dua bagian. Pengertian ini selanjutnya dirumuskan oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut:

هُوَ مَاكَانَ اْلحَرْفُ فِيْهِ عَلَى حَرْفَيْنِ
“Mad bertemu dengan huruf yang bersifat dua bagian”

Dari pengertian di atas, maka dapat ditentukan syarat-syarat Mad Lazim Mukhaffaf Harfi yaitu:
1. Terjadi pada huruf dipermulaan surah
2. Huruf yang dimaksud bersifat 2 bagian, misalnya huruf ها yang terdiri dari: ا dan هـ
3. Panjangnya 1 alif (2 harakat),

Beranjak dari huruf-huruf yang mengawali surah di atas, maka huruf Mad Lazim Mukhaffaf Harfi ada 5 macam yaitu terkumpul dalam lafadz:  َحَيٌّ طَهُر
Contoh:

No Tertulis Dibaca Sebab
1 طٰهٰ Tha-ha- Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat
2 حٰـمٓ Ha-mi—m Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat
3 الٓــمّٓرٰ Alif la—mmi—m ra– Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat

Didalam Mushaf Utsmani, Mad ini ditandai dengan tanda baca ( ا ) pada huruf yang mengawali surah.

10. Bacaan Mad Layyin
Mad Layyin adalah mad yang terjadi pada huruf wawu dan ya’ yang jatuh setelah tanda baca fathah, dengan syarat cara membacanya tetap diwashalkan (terus), tidak boleh diwakafkan (berhenti), sebab jika berhenti maka menjadi qalqalah kubra.

Sedang panjang bacaan Mad Layyin adalah 1 alif (2 harakat) jika ditengah-tengah kalimat, dan 2 alif atau 3 alif diakhir kalimat.
Contoh:

No Tertulis Dibaca Sebab
1 بَيْتٌ Bai-tun Huruf layyin jatuh setelah fathah
2 خَوْفٌ Khau-fun Huruf layyin jatuh setelah fathah
3 رَيْبٌ Rai-bun Huruf layyin jatuh setelah fathah
4 غَيْبٌ Ghai-bun Huruf layyin jatuh setelah fathah

11. Bacaan Mad Shilah
Mad Shilah artinya bacaan mad yang tersambung. Atau dengan kata lain Mad Shilah adalah huruf mad tambahan yang diperkirakan setelah huruf ha’ dhamir, yang dikira-kirakan dengan harakat dhammah atau kasrah. Pengertian ini selanjutnya dipertegas oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut:

هُوَحَرْفُ مَدٍّ زَائِدٍ مُقَدَّرٌ بَعْدَ اْلهَاءِ الضَّمِيْرِ وَقُدِّرَ بِحَرَكَتَيْنِ حَالَ ضَمِّهِ وَكَسْرِهِ
“Mad shilah adalah huruf mad tambahan yang dikira-kirakan setelah ha’ dhamir dan dikira-kirakan dengan harakat dhammah dan kasrah”.

Yang dimaksud dengan ha’ dhamir dalam pengertian ini adalah ha’ sebagai kata ganti, misalnya: ىـــــــهُ, ىـــــــهٖ , ىـــــــهٰ 

Mad Shilah dibagi dua macam yaitu :
a. Mad Shilah Qashir ( المَدُّ الصِّلَةُ القَصِيْرَةُ )
b. Mad Shilah Thawil ( المَدُّ الصِّلَةُ الطَّوِيْلَةُ )

Mad Shilah Qashir adalah apabila ada dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak bersambung dengan kalimat sesudahnya yang diberi al-Ta’rif ( اَلْــ تَعْرِيْف )
Cara membaca Mad Shilah Qoshir adalah 1 alif dan ada yang membacanya 2 alif.
Contoh:

No Tertulis Dibaca Sebab
1  إِنَّهٗ كَانَ Innahu–ka-na Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak sambung hamzah
2  وَلَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰاتِ Walahu–ma-fissama-wa-ti  Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak sambung hamzah
3  اَخْلَدَهٗ كَلَّا Akhladahu–kalla-  Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak sambung hamzah
4  رَسُوْلِهٖ Rasu-lihi–  Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak sambung hamzah

Namun jika dhamir tersebut disambung dengan huruf didepannya yang ada al Ta’rif, maka dhamir tersebut tidak dapat dibaca Mad Shillah Qashir tetapi dibaca qashar (pendek).
Contoh:

No Tertulis Dibaca Sebab
1 لَهُ السَّمٰوٰاتُ Lahussama-wa-tu Dhamir bersambung dengan al Ta’rif
2 عَلَّمَهُ اْلبَيَانْ ‘Allamahul baya-an Dhamir bersambung dengan al Ta’rif
3 لَهُ اْلأَسْمَاءُ اْلحُسْنٰى Lahul asma–ul husnaa Dhamir bersambung dengan al Ta’rif

Tidak hanya itu saja huruf ha’ dibaca pendek, tetapi jika huruf ha’ dhamir tersebut jatuh setelah huruf mati, maka tetap dibaca pendek.
Contoh:

No Tertulis Dibaca Sebab
1 دَخَلْتُمُوْهُ Dakhaltumu-hu Sebelum dhamir terdapat huruf yang mati
2 وَرُوْحٌ مِّنْهُ Waru–hun minhu Sebelum dhamir terdapat huruf yang mati
3 اَوْتُخْفُوْهُ Au tukhfu-hu Sebelum dhamir terdapat huruf yang mati
4 فَكُلُوْهُ Fakulu-hu Sebelum dhamir terdapat huruf yang mati

Sedangkan Mad Shilah Thawil adalah mad shilah yang bertemu dengan hamzah Qotho’ (hamzah yang bisa dijadikan permulaan atau ditengah-tengah kalimat), sehingga mad ini hampir sama dengan Mad Jaiz Munfashil.
Mayoritas ulama’ Qurra’ membacanya 2 ½ alif (5 ketukan) namun diantara mereka ada yang membaca qashar dengan alif.
Contoh:

No Tertulis Dibaca Sebab
1 كَانَ لَهٗٓ إِخْوَةٌ Ka-nalahu—ikhwatun Setelah dhamir ada hamzah qotho’
2 مَاعَنْهُ اٰلِهَةٌ Ma-‘anhu a—lihatun Setelah dhamir ada hamzah qotho’
3 أُشْدُدْبِهٖٓ   اَزْرِي Usydud bihi— azri- Setelah dhamir ada hamzah qotho’
4 بِهٖٓ اَزْوَاجًا Bihi—azwa-jan Setelah dhamir ada hamzah qotho’

12. Bacaan Mad Farqu
Mad Farqu artinya mad pembeda, atau dengan kata lain mad farqu adalah mad yang berfungsi pembeda antara istifham (kata tanya) dengan khabar (berita). Sehingga jika tidak ada mad ini, maka orang menyangka bahwa hamzah khabar, padahal sebenarnya hamzah tersebut yang berfungsi untuk istifham (kata tanya).
Panjang bacaan Mad farqu adalah 3 alif (6 harakat). Di dalam al-Qur’an, bacaan Mad farqu ini hanya ada 4 tempat yaitu:

No Tempat Tertulis Dibaca Sebab
1 Al An’am: 143 آالذّٓكَرَيْنِ A—dzakaraini Mad sebagai istifham
2 Al An’am: 144 آالذّٓكَرَيْنِ A—dzakaraini Mad sebagai istifham
3 Yunus: 59 آاللهُ A—llah Mad sebagai istifham
4 An Naml: 59 آاللهُ A—llah Mad sebagai istifham

13. Bacaan Mad Tamkin
Mad Tamkin adalah mad karena ada dua ya’ yang satu mati sedang yang lain hidup, bertanda baca kasrah dan tasydid. Ya’ yang berkasrah dan bertasydid itu lebih dahulu daripada ya’ yang mati.
Untuk panjang bacaan mad ini adalah 1 alif (2 harakat).
Contoh:

No Tertulis Dibaca Sebab
1 حُيِّيْتُمْ Huyyi-tum Sebelum ya’ ada ya’ kasrah dan tasydid
2 اَلنَّبِيِّيْنَ An nabiyyi-na Sebelum ya’ ada ya’ kasrah dan tasydid

14. Bacaan Qashar
Sebagaimana yang diterangkan dalam pengertian di atas tadi, bahwa bacaan qashar adalah bacaan yang dipendekkan, yang semula bacaan itu panjang. Dalam hal ini, kita bisa merujuk kepada pendapat Imam Hafaz tentang bacaan-bacaan yang di qasharkan dengan uraian berikut ini:
1. Shafrun Mustadir (صَفْرٌمُسْتَدِيْرٌ) yaitu tanda lingkaran seperti bentuk bola (O) yang tertulis pada lafal yang diqasharkan.
2. Shafrun Mustathil (صَفْرٌمُسْتَطِيْلٌ) yaitu tanda lingkaran yang memanjang seperti bentuk telur burung merpati (0) yang ditulis diatas lafal yang diqasharkan.

Bacaan dalam al-Qur’an yang bertanda Shafrun Mustadir harus dibaca pendek, baik diwashalkan (terus) maupun diwakafkan (berhenti).
Contoh:

No Tempat Tertulis Dibaca
1 Al Kahfi: 23 لِشَا۫ئٍ لِشَئٍ
2 Yusuf: 87  تَايْئَسُوْا \ لَايَاْيْئَسُ تَيْئَسُوْا \ لَايَيْئَسُ
3 Al A’raf: 103

Yunus: 75

Hud: 97

Al Mukminun: 46

Al Qashash: 32

Az Zukhruf: 46

Yunus: 88

وَمَلَاْئِهٖ وَمَلَئِهٖ
4 Ar Rum: 39 لِيَرْبُوَاْ لِيَرْبُوَ
5 Ad Dahr: 4 سَلَاسِلَاْ سَلَاسِلَ

Sedangkan bacaan qashar yang bertanda Shafrun Mustathil mempunyai dua cara membaca yaitu:
1. Tetap dibaca panjang ketika diwakafkan (berhenti).
2. Tetap dibaca pendek ketika di washalkan (terus).
Contoh:

No Tempat Tertulis Dibaca Wakaf Dibaca Washal
1 Al Kafirun: 4  اَنَاْ  اَنَا  اَنَ
2 Al Kahfi: 38  لٰكِنَّاْ لٰكِنَّا لٰكِنَّ
3 Ad Dahr: 15  قَوَارِيْرَاْ  قَوَارِيْرَا  قَوَارِيْرَ
4 Al Ahzab: 10  اَلظُّنُوْنَاْ  اَلظُّنُوْنَا  الظُّنُوْنَ

Kendatipun demikian, tidak semua bagian qashar mempunyai tanda Shafrun Mustadir maupun Shafrun Mustathil. Masih banyak lagi bacaan qashar dalam al-Qur’an sebagaimana bacaan yang lazim digunakan Imam Hafaz (Imam Madzab Qurra’ Indonesia).
Contoh:

No Tempat Tertulis Dibaca
1 Al-An’am: 34 مِنْ نَبَائِ مِنْنَبَئِ
2 Al-An’am: 39 يَشَاءِ اللهِ يَشَ اِللهِ
3 Al-A’raf: 145 سَاُوْرِيْكُمْ سَاُرِيْكُمْ
4 At-Taubah: 47 وَلَا اَوْضَعُوْا وَلَاَوْضَعُوْا
5 Maryam: 46 لَااَرْجُمَنَّكَ لَاَرْجُمَنَّكَ
6 An-Naml: 21 اَوْلَا اَذْبَحَنَّهُ اَوْلَاَ ذْبَحَنَّهُ
7 As-Shaffat: 68 لَااِلَى اْلجَحِيْمِ لَاِلَى اْلجَحِيْمِ
8 Al-Hasyr :13 لَااَنْتُمْ لَاَنْتُمْ
9 Hud :68
Al-Furqon :38
Al-Ankabut : 38
An-Najm :51
ثَمُوْدَا ثَمُوْدَ

Sampai disini pembahasan tentang Bacaan Mad dan Qashar beserta contohnya dalam al Qur’an.
Semoga dapat dipelajari dan menjadi tambahan referensi dalam belajar ilmu tajwid, amin.

* Catatan kaki tentang Fawatihus Suwar ( فَوَاتِحُ السُّوَرِ ):
Mayoritas ulama salaf tidak berani mengartikan Fawatihus Suwar ini, Mereka berkata :”Wallahu a’lamu bimuradhihi(Allah yang lebih mengerti maksudnya). Namun bagi ulama Modern (khalaf), dengan sistem komputerisasi ternyata maksud dari Fawatihus Suwar adalah bahwa huruf tersebut merupakan huruf terbanyak disurah yang diawalinya.
Misalnya surah Al-Baqarah di mulai : الٓــمّٓ, maka huruf terbanyak pada surah Al-Baqarah adalah Alif, kemudian disusul Lam dan ketiga Mim.

3 thoughts on “Hukum Bacaan Mad dan Qashar

  1. Makhfuri

    Sebuah referensi yang sangat baik dan Insya Allah sangat besar manfa’atnya.
    Kalau boleh saya ingin memilikinya dalam bentuk buku atau soft ware. Gaimana caranya ?

    Reply
  2. M. khoirul A

    sangat bermanfaat, mohon ijin untu menyalin
    terima kasih

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *